BAB I
ILMU
A
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu, melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui
Di dalam tafsir Al-Jami’ li Ahkamil Quran karya Al-Imam Al-Qurtubi dijelaskan bahwa firman Allah SWT, "Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu, melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka", sebagai jawaban atas argumentasi para orang kafir yang meragukan kenabian Muhammad SAW. Mereka mencemooh bahwa Muhammad SAW itu sama saja dengan manusia biasa. Tidak ada kelebihan apapun, sehingga tidak perlu diikuti ajarannya.
Maka Allah SWT turunkan ayat ini yang membandingkan antara nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu. Di mana para nabi terdahulu itu sama saja dengan beliau SAW, sama-sama manusia biasa. Hanya saja mereka mendapatkan wahyu dari Allah SWT.
Disebutkan ‘beberapa laki-laki’ untuk menunjukkan bahwa para nabi terdahulu tidak lain juga manusia, sebagaimana Muhammad SAW juga manusia. Tapi yang membedakan, para nabi terdahulu dan juga Muhammad SAW mendapatkan wahyu dari Allah. Ayat ini menegaskan bahwa nabi itu bukan malaikat, karena disebutkan dengan kata ‘laki-laki, yang menunjukkan bahwa mereka adalah dari jenis manusia.
Firman-Nya: Fas’alu ahlaz-zikri (tanyakan kepada ahli zikri)
Apabila para orang kafir itu masih belum bisa menerima argumentasi ini, silahkan saja mereka bertanya kepada ahluz zikri. Sufyan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ahlaz-zikri adalahpara ahli Taurat dan Injil yang telah beriman kepada nabi Muhammad SAW (sudah masuk Islam).
Disebut mereka itu ahluz-zikri (makna zikr adalah mengingat), karena mereka paham dan mengerti betul kisah para nabi terdahulu yang belum dikenal oleh bangsa Arab. Dan para kafir Quraisy memang terbiasa bertanya kepada ahli Taurat dan Injil tentang nab-nabi terdahulu. Di sini Allah menegaskan kembali untuk bertanya kepada mereka bila belum tahu.
B
Dengan nama Allah, Yang
Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.
Artinya : Bacalah
(wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (sekalian makhluk), Ia
menciptakan manusia dari sebuku darah beku; Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha
Pemurah, -Yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan, - Ia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.
a. Makna Kosa Kata (Mufradat’)
اقْرَأْ : bacalah
رَبِّكَ بِاسْمِ : dengan
menyebut nama Tuhanmu
خَلَقَ
الَّذِي : Yang
menciptakan
الْإِنسَانَ
خَلَقَ : Dia
telah menciptakan manusia
عَلَقٍمِنْ : dari
‘alaq
الْأَكْرَمُ
وَرَبُّكَ : dan
Tuhanmu-lah Yang Maha Pemurah
عَلَّمَ
الَّذِي : Yang
mengajar
بِالْقَلَمِ : dengan
qalam
الْإِنسَانَ
عَلَّمَ : Dia
mengajarkan kepada manusia
يَعْلَمْ
لَمْ مَا : apa
yang tidak diketahuinya
C. Tafsir
Ayat
Tafsiran Ayat ke 1 :
1) Dalam
hadis sahih riwayat Bukhari dinyatakan bahwa ke gua Hira’ suatu gua yang
terletak di atas sebuah bukit pinggir kota mekah untuk berkhalwat beberapa
malam. Kemudian sekembali beliau pulang mengambil bekal dari rumah isteri
beliau, Khadijah, datanglah Jibril kepada beliau dan menyuruhnya membaca.
Nabi menjawab : “Aku
tidak bisa membaca”. Jibril merangkulnya sehingga Nabi merasa sesak nafas.
Jibril melepaskannya sambil berkata : “Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak
bisa membaca”. Lalu dirangkulnya lagi dan dilepaskannya sambil berkata :
“Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca” sehingga Nabi merasa payah,
maka Jibril membacakan ayat 1 sampai ayat 5 surat Al ‘Alaq yang artinya.
“Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptkan.
Dia telah menciptakan
manusia dari (sesuatu) yang melekat. Bacalah !,
dan Tuhanmu Yang Paling
Pemurah.
Yang mengajar (manusia)
dengan perantara kalam.
Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Lalu Nabi saw dengan
gemetar dan ketakutan pulang menemui isteri beliau dan mengatakan :
“Selimutilah aku ! Selimutilah aku !”. nabi terus diselimuti sehingga hilanglah
kegelisahannya. Lalu beliau menceritakan kepada Khadijah apa yang terjadi, dan
beliau menambahkan : “Aku sangat kuatir apa yang akan terjadi atas diriku”.
Khadijah berkata : “Tak usah kuatir; malah seharusnya engkau gembira; demi
Allah sekali-kali Tuhan tidak akan menyusahkanmu. Engkau menghubungkan
silaturrahmi, berbicara benar, membantu orang-orang yang tidak mampu,
menghormati tamu dan meringankan kesulitan-kesulitan penderita”.
Kemudian Khadijah
membawa Nabi saw menemui Waraqah bin Naufal (anak paman Khadijah). Waraqah bin
Naufal ini adalah seorang beragama Nasrani. Ia banyak menulis buku yang berhasa
Arab dan berbahasa Ibrani yang berasal dari Injil. Ia adalah seorang tua lagi
buta.
Khadijah berkata
kepadanya : “Wahai anak pamanku, dengarlah cerita dari anak saudaramu ini !”.
Lalu waraqah bertanya : “Apakah yang ingin engkau ketahui wahai anak
saudaraku?”. Lalu Nabi saw menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi di gua
Hira’. Kemudian Waraqah berkata : “Itu adalah Jibril yang pernah datang menemui
Isa as; sekiranya saya ini seorang pemuda yang tangkas dan kiranya saya masih
hidup ketika kaummu mengusirmu”, maka Nabi bertanya : “Apakah mereka akan
mengusir aku?”. Jawab Waraqah : “Ya! hanya sedikit yang mengemban apa yang
engkau bawa ini dan banyak yang memusuhinya, maka jika aku masih kuat hidup di
waktu itu pasti aku akan membantumu sekuat-kuatnya”. Tidak lama sesudah itu
Waraqah pun meninggal dunia.
Berdasarkan hadis
tersebut jelaslah bahwa lima ayat pertama surat Al’Alaq ini adalah ayat-ayat Al
Qur’an yang pertama kali diturunkan sebagai rahmat dan panggilan Allah yang
pertama kali yang dihadapkan kepada Nabi saw.
Adapun ayat-ayat
lainnya diturunkan sesudah tersiarnya berita kerasulan Nabi saw dan sesudah
Nabi mulai mengajak orang-orang beriman kepadanya. Ajakan Nabi ini pada mulanya
disambut oleh sebahagian kecil orang-orang Quraisy, sedang kebanyakan mereka
mengejek-ejek orang yang telah beriman dan berusaha agar jangan beriman kepada
agama yang di bawa Muhammad dari Tuhannya.
Allah menyuruh Nabi
agar membaca, sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka dengan
kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikuti ucapan Jibril. Dan Allah akan
menurunkan kepadanya suatu Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi manusia. Maksudnya, bahwa Allah
yang menjadikan dan menciptakan seluruh makhluk-Nya dari tidak ada kepada ada,
sanggung menjadi Nabi Nya pandai membaca tanpa belajar.