Saterdag 29 Junie 2013

kumpulan hadist (AS-Sunnah)

BAB I
ILMU

1. Al - QUR'AN
    A

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

   Artinya : "Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui." (Q.S Al - Anbiya' : 7)



         Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu, melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui
         Di dalam tafsir Al-Jami’ li Ahkamil Quran karya Al-Imam Al-Qurtubi dijelaskan bahwa firman Allah SWT, "Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu, melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka", sebagai jawaban atas argumentasi para orang kafir yang meragukan kenabian Muhammad SAW. Mereka mencemooh bahwa Muhammad SAW itu sama saja dengan manusia biasa. Tidak ada kelebihan apapun, sehingga tidak perlu diikuti ajarannya.
         Maka Allah SWT turunkan ayat ini yang membandingkan antara nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu. Di mana para nabi terdahulu itu sama saja dengan beliau SAW, sama-sama manusia biasa. Hanya saja mereka mendapatkan wahyu dari Allah SWT.
         Disebutkan ‘beberapa laki-laki’ untuk menunjukkan bahwa para nabi terdahulu tidak lain juga manusia, sebagaimana Muhammad SAW juga manusia. Tapi yang membedakan, para nabi terdahulu dan juga Muhammad SAW mendapatkan wahyu dari Allah. Ayat ini menegaskan bahwa nabi itu bukan malaikat, karena disebutkan dengan kata ‘laki-laki, yang menunjukkan bahwa mereka adalah dari jenis manusia.
Firman-Nya: Fas’alu ahlaz-zikri (tanyakan kepada ahli zikri)
         Apabila para orang kafir itu masih belum bisa menerima argumentasi ini, silahkan saja mereka bertanya kepada ahluz zikri. Sufyan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ahlaz-zikri adalahpara ahli Taurat dan Injil yang telah beriman kepada nabi Muhammad SAW (sudah masuk Islam).
        Disebut mereka itu ahluz-zikri (makna zikr adalah mengingat), karena mereka paham dan mengerti betul kisah para nabi terdahulu yang belum dikenal oleh bangsa Arab. Dan para kafir Quraisy memang terbiasa bertanya kepada ahli Taurat dan Injil tentang nab-nabi terdahulu. Di sini Allah menegaskan kembali untuk bertanya kepada mereka bila belum tahu.

B

Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.

Artinya : Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (sekalian makhluk), Ia menciptakan manusia dari sebuku darah beku; Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, -Yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan, - Ia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

a. Makna Kosa Kata (Mufradat’)

اقْرَأْ              :    bacalah
رَبِّكَ   بِاسْمِ     :   dengan menyebut nama Tuhanmu
خَلَقَ الَّذِي       :   Yang menciptakan
 الْإِنسَانَ خَلَقَ   :   Dia telah menciptakan manusia
عَلَقٍمِنْ           :    dari ‘alaq
الْأَكْرَمُ وَرَبُّكَ   :    dan Tuhanmu-lah Yang Maha Pemurah
عَلَّمَ الَّذِي       :    Yang mengajar
بِالْقَلَمِ            :    dengan qalam
الْإِنسَانَ عَلَّمَ    :    Dia mengajarkan kepada manusia
يَعْلَمْ لَمْ مَا       :    apa yang tidak diketahuinya

C.      Tafsir Ayat
Tafsiran Ayat ke 1 :
1)   Dalam hadis sahih riwayat Bukhari dinyatakan bahwa ke gua Hira’ suatu gua yang terletak di atas  sebuah bukit pinggir kota mekah untuk berkhalwat beberapa malam. Kemudian sekembali beliau pulang mengambil bekal dari rumah isteri beliau, Khadijah, datanglah Jibril kepada beliau dan menyuruhnya membaca.
Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca”. Jibril merangkulnya sehingga Nabi merasa sesak nafas. Jibril melepaskannya sambil berkata : “Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca”. Lalu dirangkulnya lagi dan dilepaskannya sambil berkata : “Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca” sehingga Nabi merasa payah, maka Jibril membacakan ayat 1 sampai ayat 5 surat Al ‘Alaq yang artinya.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptkan.
Dia telah menciptakan manusia dari (sesuatu) yang melekat. Bacalah !,
dan Tuhanmu Yang Paling Pemurah.
Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

       Lalu Nabi saw dengan gemetar dan ketakutan pulang menemui isteri beliau dan mengatakan : “Selimutilah aku ! Selimutilah aku !”. nabi terus diselimuti sehingga hilanglah kegelisahannya. Lalu beliau menceritakan kepada Khadijah apa yang terjadi, dan beliau menambahkan : “Aku sangat kuatir apa yang akan terjadi atas diriku”. Khadijah berkata : “Tak usah kuatir; malah seharusnya engkau gembira; demi Allah sekali-kali Tuhan tidak akan menyusahkanmu. Engkau menghubungkan silaturrahmi, berbicara benar, membantu orang-orang yang tidak mampu, menghormati tamu dan meringankan kesulitan-kesulitan penderita”.

     Kemudian Khadijah membawa Nabi saw menemui Waraqah bin Naufal (anak paman Khadijah). Waraqah bin Naufal ini adalah seorang beragama Nasrani. Ia banyak menulis buku yang berhasa Arab dan berbahasa Ibrani yang berasal dari Injil. Ia adalah seorang tua lagi buta.
Khadijah berkata kepadanya : “Wahai anak pamanku, dengarlah cerita dari anak saudaramu ini !”. Lalu waraqah bertanya : “Apakah yang ingin engkau ketahui wahai anak saudaraku?”. Lalu Nabi saw menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi di gua Hira’. Kemudian Waraqah berkata : “Itu adalah Jibril yang pernah datang menemui Isa as; sekiranya saya ini seorang pemuda yang tangkas dan kiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu”, maka Nabi bertanya : “Apakah mereka akan mengusir aku?”. Jawab Waraqah : “Ya! hanya sedikit yang mengemban apa yang engkau bawa ini dan banyak yang memusuhinya, maka jika aku masih kuat hidup di waktu itu pasti aku akan membantumu sekuat-kuatnya”. Tidak lama sesudah itu Waraqah pun meninggal dunia.
Berdasarkan hadis tersebut jelaslah bahwa lima ayat pertama surat Al’Alaq ini adalah ayat-ayat Al Qur’an yang pertama kali diturunkan sebagai rahmat dan panggilan Allah yang pertama kali yang dihadapkan kepada Nabi saw.

     Adapun ayat-ayat lainnya diturunkan sesudah tersiarnya berita kerasulan Nabi saw dan sesudah Nabi mulai mengajak orang-orang beriman kepadanya. Ajakan Nabi ini pada mulanya disambut oleh sebahagian kecil orang-orang Quraisy, sedang kebanyakan mereka mengejek-ejek orang yang telah beriman dan berusaha agar jangan beriman kepada agama yang di bawa Muhammad dari Tuhannya.
Allah menyuruh Nabi agar membaca, sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka dengan kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikuti ucapan Jibril. Dan Allah akan menurunkan kepadanya suatu Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi manusia. Maksudnya, bahwa Allah yang menjadikan dan menciptakan seluruh makhluk-Nya dari tidak ada kepada ada, sanggung menjadi Nabi Nya pandai membaca tanpa belajar.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking